MAKALAH SOFTSKIL
Analisis Pendapatan Nasional Untuk
Perekonomian Tertutup Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi
Nama Kelompok :
1. Arif Sujatmiko
(11111147)
2. Desna Rahmawati
(11111895)
3. Fahmi Arif
(17111808)
4. Muhammad Yusuf
(15111014)
5. Putri Harwindani
(15111645)
6. Rizky Dwi Hartati (16111373)
7. Yogga Faradiantoro
(18111070)
KELAS
: 2KA19
SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
BAB I
Pendahuluan
Alat
ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara adalah adanya peningkatan
pendapatan Negara tersebut. Alat ukur yang digunakan saat ini untuk menghitung
jumlah kuantitatif pendapatan suatu Negara adalah Produk Nasional Bruto / Gross
National Poduct (GDP). GDP sendiri lebih ditujukan untuk mengukur angka
kemakmuran material masyarakat. Karena menurut Adam Smith, kemakmuran
suatu bangsa bukanlah diukur dari
banyaknya logam mulia/jumlah kekayaan yang dimiliki suatu Negara, tapi jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dari Negara tersebut.
Pendapatan
Nasional, Peertumbuhan Ekonomi dan Perekonomian Tertutup sederhana
Sebelum
membahas pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan
pertumbuhan ekonomi, akan didefinisikan terlebih dahulu tentang pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi dan Perekonomian Tertutup sederhana .
A. Pendapatan
nasional
adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di
suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya
selama satu tahun.
Berikut
adalah beberapa konsep pendapatan nasional
-
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk
domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun.
-
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun
-
Pendapatan Nasional
Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
-
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun
-
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
B. Pertumbuhan ekonomi
Adalah
proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk
ukuran nasional, Gross National Product (GNP), tahun yang sedang berjalan
dengan tahun sebelumnya.
C. perekonomian tertutup sederhana
Perekonomian
tertutup ialah perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi dengan Negara
lain.
Sederhana ialah tidak mengenal adanya
transaksi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah .
BAB II
Analisis
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Dalam
perekonomian tertutup sederhana.sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak
konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen) tanpa campur
tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah
ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsidan tidak berhubungan dengan
perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat
dua model analisis perekonomian tertutup sederhana yaitusebagai berikut :
1. Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul dua
aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah
tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi
kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain
seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila
digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan
nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena
Investasi dapat menambah pendapatan nasional.
1.1. Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998
Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan
untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat mengetahui hubungan tabungan
dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan.Fungsi tabungan
adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah
tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada
saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional
1.2. Investasi
Investasi yang lazim disebut sebagai
penanaman modal merupakan pengeluaran
perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam
satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
Pembelian berbagai jenis barang modal,
yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai
jenis industri perusahaan.
Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat
tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
Pertabahan nilai stok barang-barang yang
belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada
akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan
pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan
investasi(I).
Y = C + I
รจ (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah)
fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
=
30/0,25
= 120 milyar rupiah
2.
Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier adalah
hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan
nasional. Jika angka pengganda tersebut
memepunyai angka yang tinggi, maka
dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier.
Proses multiplier
adalah adanay perubahan pada variabel
investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari
keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi
konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan
keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka
pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y
= K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
BAB III
Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi dan Pengangguran
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah
orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja
pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi
persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam
angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum
selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk
konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga
keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised
Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai
persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah
sepanjang tahun.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull
inflation)
2) inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
3) inflasi karena pengaruh impor (imported
inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu
negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi
yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat
inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2
sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjutnya tingkat
inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips
mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil
pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat
pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah.
Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Philip
Masalah utama dan mendasar dalam
ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya.
Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang
tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek
yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara
pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate
of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips di
Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang
ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan
hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia
terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana
sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada
asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan
agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori
permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga
(inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas
produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya
input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan
tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka, pengangguran
berkurang.
Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan
menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia
kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan
inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik
maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran.
Bertita
terakhir terkait tema
Inflasi
dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat
JAKARTA
- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah
menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari
target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan
harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.
Kenaikan
harga BBM akan membuat pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012
mencapai sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi
akan menurunkan kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat
rentan dengan kenaikan harga barang dan jasa.
Pengamat
ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko,
memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM jenis premium dan solar
hingga 1.500 rupiah, infl asi akan menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya,
inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5
persen.
“Dalam
kondisi nega tive growth, daya beli masyarakat menurun, dan itu
tentunya
berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat
kelas menengah ke bawah,” ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain
menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen
sehingga inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal,
lanjut Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama ini menjadi penopang
pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang
oleh konsumsi domestik. “Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan
daya beli masyarakat,” jelas dia.
Pengamat
ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok
masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90
persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya. “Kalau kelompok
masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau
tidak, mereka sudah terganggu daya belinya,” ujar dia.
Yanuar
mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5
persen, dari target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan
menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan
ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan.
“Taruhlah
kombinasi pelaku pasar modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen
masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya,
mereka bisa hidup dari transaksi keuangan,” tegas dia.
Ia
mengingatkan pemerintah semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat
mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya
sangat sedikit dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari
kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana,” jelas Yanuar.
Efisiensi
Anggaran
Pengamat
ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
yang
terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan
ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu
dibanding pertumbuhan.
Aris
mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi
pengelolaan anggaran. Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi
belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak
dan gas dan tengah terus meningkatnya kebutuhan BBM.
Bahkan,
pemerintah kerap memberikan terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya,
biaya produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada
unsur subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan
harga minyak 104 dollar AS per barel.
Dengan
demikian, tidak ada lagi subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak
berkutik sehingga mengurangi hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun
memosisikan diri tidak berdaya untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P
2012, pembayaran utang pokok dan bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah.
Menurut
Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat
desain kebijakan anggaran salah sejak awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen
risiko untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia. Karena itu, sangat tidak
adil kalau kesalahan pemerintah ini dibebankan pada rakyat.
Kesimpulan
Dengan kita mengetahui analisis pendapatan nasional untuk perekonomian
tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi, kita dapat mengetahui bahwa
pertumbuhan ekonomi disuatu Negara didapat dari beberapa faktor-faktor yang
saling berhubungan yang mempengaruhi pendapatan nasional, dan dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut mungkin kita bisa melakukan hal-hal yang dapat memajukan Negara kita
sendiri untuk lebih berkembang dan lebih maju lagi. Karena menentukan
perekonomian maju atau tidak itu adalah kita sendiri sebagai warga Negara, dan
apakah Negara kita akan bisa maju atau tidak.
Penutup
Demikian makalah yang telah kami selesaikan, mungkin dalam makalah kami
masih banyak sekali kekurangannya. Kami juga membutuhkan kritik dan saran
kepada pembaca sekalian, supaya kami bisa lebih mempelajari lagi dari makalah
yang telah kami buat dan semoga kami bisa memperbaikinya. Dan semoga makalah
kami ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Daftar Pustaka